Jumat, 27 Maret 2015

Tugas 1 : Etika dan Profesionalisme TSI1



1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Etika” secara umum dan berikan contoh
penerapan “Etika” dalam teknologi system Informasi!
2. Apa tujuan dari penerapan “Etika” dalam teknologi sitem informasi? Jelaskan!
3. Jelaskan “Etika” apa yang harus bagi pembuat, pengembang dan pengguna teknologi system Informasi!
Jawab!

1. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Jadi secara garis besar menurut saya etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara, atau profesi.  Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita melihat perbedaan ini dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan- perangkat lunak yang digandakan secara ilegal lalu digunakan atau dijual. Etika dapat dipakai dalam arti nilai yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya atau lazim di kenal dengan istilah kode etik,
Contoh penerapan Etika
Perilaku Moral Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil, anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela. Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru,  tidak menyakiti teman-temannya.
Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk mentaatinya. Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu. Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar yaitu “Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita.
Perlunya Budaya Etika
Kebutuhan akan budaya etik sangat dibutuhakn dalam pola hubungan antara pemimpin dengan lembaga pendidikannya.  Hal ini merupakan dasar dalam menentukan budaya etik.  Jika dalam  sebuah lembaga pendidikan akan mewujudkan etika, terlebih dahulu pimpinan lembaga pendidikan harus melaksankan etika baik melalui perkataan maupun perbuatan karena pimpinan lembaga pendidikan merupakan contoh bagi bawahannya.
2. Tujuan penerapan Etika
Memahami Timbulnya Permasalahan Etika dalam teknologi system informasi, banyak permasalahan-permasalahan yang timbul dari dampak etika dalam penggunaan teknologi informasi, sebagai contoh dapat kita lihat dari perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak kepemilikan intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi.
3. Etika untuk pembuat teknologi informasi
Pembuat adalah orang yang menciptakan teknologi informasi, biasanya adalah lembaga besar dengan para ahli-ahli teknologi di beberapa bidang namun tidak menutup kemungkinan dilakukan secara individu, dalam membuat teknologi informasi tentu harus memperhatikan etika IT yaitu tidak menjiplak atau mengambil ide/ info dari orang lain secara illegal
Etika untuk pengembang teknologi informasi
Etika yang harus diperhatikan oleh pengembang adalah dengan tidak mengembangkan teknologi dengan cara yang tidak dibenarkan dalam hukum, adat maupun agama. Karena biasanya pembuat maupun pengguna tidak berfikir muluk dan inginnya pengembang melakukan pekerjaannya sesuai dengan permintaan mereka sehingga memberi kesempatan bagi pengembang untuk melakukan kecurangan yang akibatnya merugikan pihak-pihak lainnya. Tentu hal ini tidak akan terjadi apabila pengembang melakukannya dengan etika yang baik dan benar.
Etika untuk pengguna teknologi informasi
Pengguna adalah orang yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan masalah dan mempermudah pekerjaan mereka, etika bagi pengguna adalah tidak melakukan atau menggunakan apliksi bajakan yang dapat merugikan pembuat, menghormati hak cipta yang milik orang lain, tidak merusak teknologi informasi, contohnya adalah bila mengutip tulisan dari blog atau halaman lain yang dimasukan kedalam blog pribadi,maka diharuskan untuk menulis atau mencantumkan backlink sebagai bentuk pertangungjawaban atas kutipan yang telah dilakukan. Pada saat ini terdapat perhatian yang lebih besar pada etika dalam penggunaan komputer daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menggangu hak privacy individu. Dalam dunia bisnis, salah satu alasan utamanya adalah masalah pembajakan perangkat lunak yang menyebabkan penurunan pendapatan bagi penjual perangkat lunak hingga miliaran dolar setahun. Namun, subyek etika komputer lebih dalam daripada hanya sekedar masalah privacy dan pembajakan. Kita menyadari perlunya manajemen puncak menetapkan budaya etika menyeluruh di perusahaan. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etika dari berbagai asosiasi profesional di bidang sistem informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar