Tulisan Ilmiah Masa Kini
29 Apr
Coba anda berikan contoh tulisan
ilmiah populer, dengan topik persitiwa-peristiwa yang terjadi saat ini !
(Uploadlah menjadi Tugas 3)
Pemecatan Blanco Dinilai Bersifat
Politis
JAKARTA, KOMPAS – Pemecatan Luis
Manuel Blanco sebagai pelatih tim nasional sepak bola Indonesia diniilai
bersifat politis, bukan dilakukan demi peningkatan prestasi. Pemecatan itu
dinilai terkait dengan tarik-menarik kepentingan di antara pengurus Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Pendapat tersebut disampaikan
sejumlah perwakilan supporter tim nasional (timnas) saat dihubungi Kompas
secara terpisah dari Jakarta, Senin (29/4). Menurut Adi Kurniawan, salah
seorang pendukung timnas, pergantian pelatih timnas dari Blanco ke Jacksen F
Thiago merupakan imbas dari persaingan di internal PSSI. Ia menyebutkan,
pemberhentian Blanco terkait erat dengan pergantian Ketua Badan Tim Nasional
(BTN) dari Isran Noor ke La Nyalla Mattalitti. “Pergantian ini imbas politik di
tubuh PSSI. Jadi, lebih banyak sisi politisnya daripada pertimbangan
keolahragaan,” ujarnya.
Soal sosok Jacksen, Adi menilai,
ia pelatih yang mumpuni karena berhasil membawa klub yang dilatihnya meraih
prestasi. “Jacksen memang pelatih bagus. Namun, proses perekrutan dia sebagai
pelatih itu penuh nuansa politis,” ujarnya. Pendapat senada disampaikan Panji
Kartiko, juga pendukung timnas. Menurut Panji, proses pergantian pelatih yang
tiba-tiba itu menunjukkan ada motif politis di balik keputusan tersebut.
“Sebelum mengganti pelatih, pengurus BTN seharusnya melihat dan menganalisis
kontrak Blanco. Apakah ada perjanjian yang mengikat, dan kalau dilanggar,
sanksinya apa,” katanya.
Gelar dialog
Seperti diketahui, pada 18 April,
Ketua BTN La Nyalla mengumumkan penunjukan Jacksen sebagai pelatih tim nasional
menggantikan Blanco. Namun, Blanco memprotes keputusan itu dan menunjuk pengacara,
yakni Elza Syarief, untuk memperjuangkan agar dirinya bisa kembali melatih tim
nasional senior.
Panji menyatakan, untuk
menyelesaikan perselisihan dengan Blanco, PSSI harus bersedia menggelar dialog
dengan pelatih asal Argentina itu. Dialog juga harus melibatkan Kedutaan Besar
Argentina di Indonesia karena kedatangan Blanco merupakan tindak lanjut
pembicaraan presiden kedua Negara. “Kalau PSSI membicarakan masalah ini
baik-baik, Blanco mungkin akan mengerti. Apalagi kalau dialog melibatkan
Kedutaan Besar Argentina di Indonesia,” katanya. (K02)
( Di kutip dari Koran Kompas
Edisi Selasa, 30 April 2013 )
Menurut saya, tulisan ilmiah
diatas adalah salah satu contoh tulisan ilmiah populer karena telah memenuhi
ciri-ciri yang telah dijelaskan oleh dosen saya, Bapak Edy Prihantoro, SS.,
MMSI dalam materi diktat Bahasa Indonesia 2. Adapun materinya adalah sebagai
berikut :
Sasarannya adalah masyarakat
umum/awam.
Pada tulisan diatas sasaran
pembacanya tidak hanya pecinta sepak bola saja, akan tetapi kepada seluruh
rakyat Indonesia, baik itu pecinta sepak bola, pemerhati politik dan
sebagainya. Kata-katanya sederhana, mudah diidentifikasi dan dipahami. Kata
kata yang digunakan dalam tulisan diatas adalah kata-kata sederhana yang mudah
dipahami oleh pembacanya. Tidak memuat Hipotesis. Tulisan diatas tidak memuat
hipotesis karena berita yang disampaikan adalah berita yang sudah pasti
terlaksana. Isi dan Judul harus informatif dan mudah ditangkap maksudnya. Judul
dari tulisandiatas sangat mudah ditangkap karena tidak ada kata-kata yang
bermakna ganda (konotasi) pada judulnya. Hanya dengan membaca judulnya saja
kita pasti sudah bisa menebak inti dari bacaan tersebut.
Analisis Saya : Sebagai pengamat
dan pecinta sepak bola tanah air, saya pun menginginkan unsur-unsur politik
dihilangkan dan dilenyapkan dari sepak bola. Politik ya poltik, akan tetapi
jangan sampai merembet sampai kepada urusan sepak bola. Semenjak era Nurdin
Halid sepak bola kita sudah runyam akan politik dan ketika Djohar Arifin Husein
masuk, semakin seperti benang kusut saja sepak bola kita dengan unsure-unsru
politik. Baik itu dualisme liga, kacau balaunya timnas, dan lain-lainnya. Oleh
karena itu hendaknya bagi BTN, PSSI atau oknum-oknum yang terlibat didalamnya
hendaknya dalam memilih pelatih timnas memperhatikan dengan teliti dan seksama
agar kejadian seperti Manuel Blanco ini tidak terulang dikemudian hari. Jika
sudah seperti ini, siapa yang dirugikan? Sudah pasti PSSI. BTN, timnas dan
seluruh warga Negara dan masyarakat pecinta timnas di belahan nusantara pun
sangat di rugikan. Bagi saya, siapapun yang melatih timnas tidak masalah,
tetapi ia harus memahami tim dengan benar dan pastinya harus mencintai Negara
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar